Dari riwayat perjalanan HIV/AIDS telah diketahui bahwa tanpa ART seorang pasien HIV/AIDS akan mengalami perode tanpa gejala yang lamanya tergantung dari jumlah CD4 atau status imunitasnya. Setelah itu akan timbul berbagai kelainan dan OI yang akan banyak di antaranya kurang dikenal oleh para petuga kesehatan. Untuk menggambarkan berbagai kelainan dan OI yang terjadi pada ODHA berikut adalah 27 contoh kasus dan penjelasannya yang seluruhnya dikutip dari kumpulan slide dalam Clinical Aspects of HIV/AIDS, WHO-Regional Office For South East Asia, New Delhi, 2002 Kecuali foto nomor 1 dikutip dari Vithayasai,P, Vithayasai, V : Atlas of HIV infection, Second Edition, Support The Children Foundation, Bangkok, 1994

1. HIV Washing Syndrome : Keadaan ini ditandai dengan penurunan berat badan lebih dari 10% sehingga pada keadaan yang berat ODHA akan tampak kurus kering. Di Afrika dikenal sebagai Slim Disease (Penyakit Kurus).

2. TB Miliaris : Pada populasi dengan angka kejadian TB tinggi seperti di Indonesia, ODHA akan sering mengalami infeksi oportunistik oleh Mycobacterium tuberculosis. Foto roentgen pada slide 2 menggambarkan TB miliaris dengan pola retikulonodular yang menunjukkan penyebaran OI hematogen. Gambaran roentgen seperti itu juga dijumpai pada TB dengan infeksi jamur sistemik.

3. Pneumocystis Carinii Pneumonia (PCP) : Di beberapa bagian dunia PCP adalah OI yang paling sering dijumpai. Akan tetapi PCP lebih jarang dijumpai di negara berkembang dimana infeksi TB dan jamur lebih menonjol. Foto roentgen ini menunjukkan gambaran lesi difus bilateral. Dalam berbagai tahap perkembangan penyakit PCP suatu infiltrat retikulonodular difus bilateral dapat ditemukan disertai gejala klinis batuk tidak berdahak, sesak napas, pernapasan cepat, kadar oksigen dalam menurun, asidosis respiratorik dan demam.

4. Nokardiosis : Adalah OI yang jarang terjadi pada AIDS dan disebabkan oleh mikroorganisme gram positif menyerupai jamur yang disebut Nocardia.Foto Roentgen menunjukkan bayangan yang cukup tebal dengan kavitasi di lobud kanan bawah paru, Gambaran radiografik bervariasi dengan infiltrat, kavitas dan nodul berbagai ukuran. empyema terdapat pada sepertiga kasus Nokardiosis.

5. Sarkoma KaposiS : Sarkoma ini dapat mengenai kulit, lidah maupun selaput lendir dan viscera. Lesi berwarna keunguan, bersifat radiosensitif, komplikasi ini sering dijumpai pada AIDS stadium lanjut dan yang menyerang kulit prognosisnya relatif lebih baik daripada yang menyerang viscera, atau kombinasi kulit dan viscera. Hanya Sarkoma Kaposi dan Limfoma non-Hodgkin yang merupakan dua kanker yang secara nyata dikaitkan dengan AIDS dan masuk dalam kriteria kasus untuk surveilans AIDS oleh CDC, Amerika Serikat.

6. Limfoma non-Hodgkin : menunjukkan pembesaran kelenjar limfe pada daerah inguinal kanan disertai limfedema kaki kanan. Limfoma non-Hodgkin terdapat pada 5% kasus AIDS dan diagnosisnya ditegakkan berdasarkan pemeriksaan PA.

6. Herpes Zoster pada ODHA yang berkulit terang : Herpes Zaster pada panggung kanan atas dan leher pada seseorang yang berkulit terang. Meskipun merupakan tanda klinis pertama adanya imunodefisiensi, yang menarik adalah gambaran klinis Herpes Zasper pada AIDS tidaklah seberat Herpes Zoster pada penyakit defisiensi imun yang lain. Herpes Zoster terdapat pada 10-20% kasus HIV, kambuh terdapat pada 20-30% kasus.

8. Herpes Zoster pada ODHA bearkulit gelap : Kemunculan kembali Herpes Zoster tampak pada distribusi dermatom saraf tepi di daerah pantat penderita infeksi HIV. Kelainan kulit terdiri atas vesikel dengan perlukaan, yang kemudian sembuh tetapi dengan jaringan parut yang menetap.

9. Herpes simpleks di Lidah : menunjukkan ulkus/perlukaan yang tidak begitu dalam dengan jaringan parut menetap.

10. Stomatis pada kulit sudut mulut : Foto menunjukkan angular kheilosis suatu radang pada sudut mulut karena infeksi kandida. Kandidiasis merupakan infeksi jamur superfisial yang paling sering pada ODHA. Hampir semua ODHA pernah mengalami kandidiasis selama masa sakitnya. seringkali terjadi pada awal penurunan CD4 atau penurunan imunitas.

11. Kandidiasis orofaring : Infeksi kandida pada permukaan mukosa rongga mulut, umumnya tampak sebagai selaput putih dan mengeluarkan eksudat berwarna kekuning pada lidah dan daerah posterior orofaring.

12. Kandidiasis esophagus (endoskopi) : Pemerikasaan endoskopi ini mengambarkan pseudomembran yang tebal pada mukosa esophagus dan menyebabkan disfagia (kesulitan menelan) atau odinofagia (nyei pada waktu menelan).

13. Ermatitis seboroik : Suatu kelainan kulit di sekitar mulut dan lekukan nasolabial berwarna merah, eritematus dan menyerupai dermatitis. Kelaianan itu dapat meluas ke seluruh kepala atau kadang-kadang seluruh tubuh, sangat gatal dan kadang bernanah. Sulit dibedakan dengan psoriasis. Sering dijumpai pada ODHA dan semakin berat bila keadaan imunosupresi semakin berat.

14. Sindrom Stevens Johnson : Menunjukkan steven Johnson pada ODHA yang alergi ko-trimoksasol. Disamping erosi mukosa juga terdpat purpuric maculae, Demam dan kelelahan umum juga terjadi pada pasien.

15. Oral hairy leukoplakia : Keadaan ini terdapat pada 25% ODHA dan disebabkan oleh virus Epstein Barr. Berupa lesi putih pada bagian lateral lidah dan kadang-kadang meluas ke sekitarnya. Karena mirip bentuknya seringkali disalah tafsirkan sebagai kandidiasis. Perbedaannya adalah kelainan ini tidak dapat dihilangkan dengan mengeroknya, Oral hairy leukoplakia dapat sembuh spontan 25-50 % kasus.

16. Limfadenopati TB : Foto menunjukkan pembesaran kelenjar limfe leher dan diagnosis TB telah ditegakkan. Kelainan ini adalah kelainan TB diluar paru yang paling sering ditemukan pada ODHA.

17. Sifilis : Luka (ulkus mole) pada batang penis karena sifilis. Biasanya sifilis disertai limfadenopati unilateral atau menyeluruh. Perlu tes serologis untuk membuktikannya dan sifilis pada ODHA cepat berkembang menjadi neurtosifilis.

18. Herpes simpleks di tepi anus : Herpes Simpleks mulai muncul bila CD4 menurun sering terdapt di daerah genital dan perianal. Kelainan Kulit berwarna kemerahan sangat nyeri dan cenderung berulang . Bila ODHA menderita lesi perianal, yang nyeri dan sulit sembuh harus selalu difikirkan diagnosis herpes simpleks.

19. Penisiliosis : Menunjukkan lesi papulonekrotik pad wajah ODHA tampak pula lesi papular Pencillin marnefei. Lesi ini biasanya disertai demam, hepatosplenomegali, limfadenopati menyeluruh, anemia, trombositopenia.

20.Psoriasis : Kelainan ditandai oleh plak kemerahan dikitari oleh sisik keperakan dalam berbagai ukuran. Psoriasis dapat sangat berat pada ODHA dan sulit diobati.

21.Toksoplasmosis serebral (gambaran CT-Scan : Tampak lesi fokal dengan zat kontras menunjukan dinding kista. Tampak pula edema serebri di sekitarnya. Lesi umumnya berukuran < 2 cm. Dengan pemeriksaan yang lebih canggih Magnetic Resonance Imaging (MRI) biasanya akan tampak lesi multiple. Gejala penyakit ini adalah pusing, demam, kejang dan tanda neurologis fokal. Biasanya seropositif dan tidak menunjukkan peningkatan titer antibodi.

22. HIV ensefalopati (CT-Scan) : Tampak atrofi serebral, pelebaran ventrikel dan hipodensitas subtansi putih. Kelainan ini menimbulkan gejala demensia.

23. CMV Retinitis : Menunjukkan retina Penderita AIDS. Tampak daerah granuler berwarna keputihan dengan eksudat dan perdarahan perivaskuler sering disebut : Cottage cheese with tomato sauce. Pasien mengeluh pandangan buram, ada titik yang mengambang dedepan matanya atau merasa ada selaput yang menghalangi penglihatannya. Kelainan ini adalah kelaianan mata yang paling sering pada ODHA stadium lanjut. terjadi bila CD4 sangat rendah. Tanpa pengobatan akan timbul kebutaan dalam beberapa minggu.

24. Histoplasmosis : Histoplasmosis juga merupakan komplikasi lanjut AIDS. disebabkan oleh infeksi Histoplasma capsulatum di paru. Kurang lebih 7% pasien akan mengalami kelainan kulit terdiri atas ruam makulopapular, ulkus dimulut atau kulit dan lesi nodular.

25. Scabies : Skabies (gudig, kudis) berkusta merupakan OI yang sering menyerang ODHA. Disebabkan kutu Sarcoptes scabiei, , penyakit ini menghasilkan lesi kemerahan, sangat gatal, semula muncul dalam bentuk ruam makular yang sering dikira sebagai ruam karena alergi obat. Kemudiandi ikuti oleh plak hiperkeratosis. Seringkali terjadi bakteriemia karena infeksi sekunder.

26. Infeksi Mycobacterium Avium Complex (MAC) : Pemeriksaan endoskopi duodenum ini menunjukkan nodul berwarna putih yang menyebar di seluruh dudenum akibat MAC. Infeksi MAC merupakan komplikasi stadium lanjut pada ODHA dengan CD4 kurang dari 100/mm3. Tempat masuk MAC adalah melalui saluran cerna (+++) dan saluran pernafasan (+).

27. Meningitis kriptokokus : bentuk ragi yang berkapsul, khas untuk kriptokokus, dalam pengecekan cairan serebrospinal menggunakan india Ink. pemeriksaan antigen kriptokokus sangat penting dan sangat sensitif. Organisme tersebut juga dapat dikultur dari cairan serebrospinal. Cryptococcus neoformans adalah penyebab yang paling sering OI pada otak. terjadi dpada 5-10% ODHA stadium lanjut. Sakit kepala dan penurunan kesadaran merupakan gejala yang menonjol.

Sumber: http://www.aids-rspiss.com/articles.php?lng=in&pg=425

0 komentar: